TUGAS
1 bahasa indonesia #softskill
Nama : Wanda Maulina Ariani
Npm : 21207153 (mengulang)
Kelas : 3EB19
topik pmbahasan : karangan ilmiah dan contohnya
Karangan ilmiah dan contohnya
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bahasa dan isinya dapat
dipertanggungjawabkan.
Ciri Karya Ilmiah
Secara ringkas, ciri-ciri karya
ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Objektif.
2. Netral.
3. Sistematis.
4. Logis.
5. Menyajikan Fakta (bukan emosi
atau perasaan)..
6. Tidak Pleonastis
7. Bahasa yang digunakan
adalah ragam formal.
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Karya
ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang, bahaya merokok.
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Karya ilmiah ini
di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Karya
ilmiah ini memuat tentang “Bahaya Merokok” yang sangat berbahaya
bagi kesehatan seseorang. Walaupun karya ilmiah ini mungkin kurang sempurna
tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada dosen bahasa Indonesia, yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
karya tulis ilmiah.
Semoga
karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun karya ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar
Belakang Masalah
Masa
remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan
manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.
Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi
valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia
pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun
mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia
sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang
dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang
sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda
dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir
tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali
mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak
tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang
banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali
perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh
remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat
berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
II. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Untuk
menggambarkan sejauh mana dampak dan bahaya merokok.
III. TUJUAN
Supaya
pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok
Supaya pembaca menyadari bahwa merokok memiliki dampak yang
buruk terhadap tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN ROKOK
Di
masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.
Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun
orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok
memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang
melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan
(anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs),
dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive
beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok
yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama
dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja
Merokok antara lain:
1. Pengaruh 0rangtua
Salah
satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi,
1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai
fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari
fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.(AlBachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang
mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari
rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok)
ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat
iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk
mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti,
Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok
pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain disekitar
kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh
manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan
kehamilan dan janin.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Pencegahan
harus lebih diutamakan dari pada pengobatan. Jangan sekali kali mencoba untuk
merokok karena hampir dari semua yang terjerumus berawal dari coba coba.
Pikirkan bentuk pergaulan. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan.
II. Saran
Menekan
pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya-upaya yang lebih sungguh-sungguh
dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson (1999).
Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan
Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah
& Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh
Proyek Peningkatan
Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.